Menurut data sementara, Iran mengekspor sekitar 1,7 juta barel minyak per hari pada April, lebih dari 80 persen diekspor ke kilang-kilang swasta di China.
Penjualan ini menjadi sumber pendapatan utama Iran, meskipun dilakukan dengan harga diskon. Dalam beberapa bulan terakhir, AS juga telah menjatuhkan sanksi terhadap dua kilang China yang terlibat dalam pembelian minyak Iran.
Langkah ini dinilai dapat memperburuk hubungan AS dengan China, yang saat ini sedang memanas akibar perang dagang. Tak hanya itu, Uni Emirat Arab yang merupakan pembeli minyak Iran sekaligus sekutu penting AS berpotensi terdampak kebijakan tersebut.
Usai pengumuman Trump itu, harga minyak di pasar AS naik hingga 2,2 persen menjadi USD59,50 per barel.
Di sisi lain, perundingan nuklir antara AS dan Iran kembali menemui hambatan. Pertemuan yang dijadwalkan akhir pekan ini ditunda karena alasan logistik.