"Itulah kenapa kita membutuhkan peta genetik untuk pencegahan yang lebih sensitif dan optimal di masa mendatang, sehingga health expenditure menjadi lebih rendah, penggunaan APBN lebih efektif, dan angka harapan hidup penduduk Indonesia menjadi lebih tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UI, Prof. Dedi Priadi menyampaikan pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan tidak hanya diterapkan untuk layanan melainkan juga inovasi.
Menurutnya, UI mengembangkan alat kesehatan yang tidak hanya berteknologi tinggi, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat. Penelitian sel punca dilakukan karena bermanfaat bagi pengobatan penyakit degeneratif.
Selain itu, UI berkontribusi dalam pembuatan vaksin, pengembangan obat herbal fitofarmaka, serta produksi bahan pangan bernutrisi.
“Pengembangan inovasi ini tentu tidak terlepas dari peran mitra industri. Kolaborasi UI dan berbagai mitra industri telah memberikan kontribusi yang signifikan. Mitra industri menyediakan dukungan finansial, fasilitas, dan keahlian dalam pengembangan dan komersialisasi produk-produk inovatif. Sinergi antara akademisi dan industri ini merupakan kunci keberhasilan dalam menghadirkan solusi kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Prof Dedi.
(FRI)