sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Warga Irak Gelar Unjuk Rasa Usai Devaluasi Dinar 

News editor Dian Kusumo
26/01/2023 15:37 WIB
Ratusan orang berunjuk rasa, Rabu (25/1), di dekat Bank Sentral di ibu kota Irak, Baghdad.
Warga Irak Gelar Unjuk Rasa Usai Devaluasi Dinar. (Foto: MNC Media)
Warga Irak Gelar Unjuk Rasa Usai Devaluasi Dinar. (Foto: MNC Media)

AS memiliki kendali signifikan atas pasokan dolar ke Irak karena cadangan devisa Irak disimpan di Federal Reserve (Bank Sentral AS). Akhir tahun lalu, Federal Reserve mulai memberlakukan tindakan yang lebih ketat pada transaksi, yang telah memperlambat aliran dolar ke Irak, termasuk dengan memasukkan sejumlah bank dari pasar dolar ke daftar hitam atas dugaan pencucian uang.

Di ibu kota Lebanon, Beirut, puluhan orang menggelar protes di depan Bank Sentral, mencela penurunan pound Lebanon, yang terjadi sejak 2019. Nilai pound mencapai level terendah baru Kamis lalu, yakni diperdagangkan pada 50.000 per dolar. Parlemen yang terpecah belah di sana gagal memilih presiden untuk kesebelas kalinya.

Hingga 2019, mata uang Lebanon ditetapkan terhadap dolar pada tingkat 1.500 pound terhadap dolar. Ini tetap kurs resmi, tetapi dalam praktiknya, hampir semua transaksi dilakukan dengan kurs pasar gelap.

Sementara itu, lima negara Eropa sedang menyelidiki gubernur bank sentral Libanon, Riad Salameh yang saat ini masih menjabat atas tuduhan pencucian uang publik di Eropa. Swiss pertama kali membuka penyelidikan itu dua tahun lalu, diikuti oleh Prancis, Jerman, Luksemburg, dan Liechtenstein.

(DKH)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement