Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan, hujan juga tidak hanya mengguyur wilayah Jabodetabek, namun merata di seluruh Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini.
“Potensi hujan dengan variasi intensitas yang beragam di wilayah Indonesia diprediksi masih dapat terjadi hingga memasuki periode awal bulan Februari 2024,” jelasnya.
Guswanto pun menegaskan, hujan di sejumlah wilayah termasuk Jabodetabek dipengaruhi adanya aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.
Kemudian, masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah turut memicu pembentukan awan hujan. “Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia,” pungkasnya.
(YNA)