"Kami berada di persimpangan jalan," kata Patrick O'Connor, pemimpin campak WHO dilansir melalui Reuters.
"Ini akan menjadi 12-24 bulan yang sangat menantang untuk mencoba mengurangi ini."
Meskipun kasus belum naik secara signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekarang saatnya untuk bertindak, katanya. Langkah-langkah jarak sosial yang berkepanjangan dan sifat siklus campak dapat menjelaskan mengapa belum ada lonjakan kasus, kata Mr O'Connor.
Namun, ini bisa berubah dengan cepat, karena ini adalah penyakit yang sangat menular. Ada sekitar sembilan juta infeksi campak dan 128.000 kematian di seluruh dunia tahun lalu, kata para pejabat.
Pada Februari, pejabat kesehatan di Inggris memperingatkan bahwa tingkat vaksin telah turun ke level terendah dalam satu dekade.
Campak biasanya ditularkan melalui kontak langsung dan melalui udara dengan batuk dan bersin. Anak-anak kecil yang tidak divaksinasi berada pada risiko tertinggi campak dan komplikasinya.
Ini dapat menyebabkan pneumonia, ensefalitis (peradangan otak) dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh, yang membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi lain.
Campak menyebabkan gejala termasuk demam, nyeri otot dan ruam kulit di wajah dan leher bagian atas dan kadang-kadang bisa berakibat fatal. Lebih dari 95 persen kematian terjadi di negara-negara berkembang, sebagian besar di Afrika dan Asia.
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak, tetapi vaksin dua dosis sekitar 97 persen efektif dalam mencegah penyakit parah dan kematian.
(DKH)