"Oleh karena itu, kita perlu menghadirkan para enterpreneur muda khususnya di Salatiga dan wilayah Indonesia lainnya," terangnya dalam keterangan resminya. Sandiaga menjelaskan, pengembangan ekonomi syariah melalui wisata halal ini sejalan dengan pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Hal ini karena, wisata halal bukanlah wisata yang eksklusif, melainkan inklusif, karena dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan. Hal ini yang menjadikan wisata halal begitu diminati wisatawan di berbagai belahan dunia.
"Namun, posisi Indonesia sendiri dalam laporan Global Islamic Economi Indonesia 2020/2021, menempati urutan ke empat setelah Malaysia, Saudi Arabia, dan UAE," ujarnya.
Oleh karenanya, Menparekraf ingin agar Indonesia yang dihuni 87 persen penduduk muslim dapat memaksimalkan potensi wisata halalnya sehingga mampu menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia.
"Tentunya dengan mengimplementasikan tiga pilar utama yaitu inovasi dengan teknologi digital, adaptasi melalui protokol kesehatan dan kolaboraksi dengan berbagai stakeholders," tambahnya.