sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jelang Puncak Haji, KKHI Fokus di Armuzna

Syariah editor Riana Rizkia
30/06/2022 11:27 WIB
Menjelang puncak ibadah haji, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan tenaga kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menjelang puncak ibadah haji, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan tenaga kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menjelang puncak ibadah haji, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan tenaga kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

IDXChannel - Menjelang puncak ibadah haji, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan tenaga kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana melalui keterangan resminya, dikutip Kamis (30/6/2022).

Budi mengatakan, sebanyak 782 tenaga kesehatan akan diturunkan. Mereka terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.

Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya ialah spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” ujarnya.

Saat puncak haji, kata Budi, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool. Rompi ini didesain khusus untuk jamaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jamaah heat stroke,” ujarnya.

Tidak hanya itu, KKHI juga melakukan screaning khusus bagi jamaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor. 

"Jika risiko tinggi dengan komorbid, jamaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI. Sudah 500-an jamaah yang kita screaning,” ujarnya. 

Jika medical check up menunjukkan jamaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.

“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jamaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia. 

Data di KKHI, jamaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah. 

“Penyakit paling banyak diderita jamaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inab. 

“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ujarnya.

Selain itu juga ada enam jamaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.

Imran mengatakan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna. Obat-obatan, serta peralatan medis juga telah siap.

“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.

Di Muzdalifah, kata Imran, sudah ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab. Di Mina juga didirikan satu klinik utama. “Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” kata dia.

(NDA) 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement