"Yang dibutuhkan oleh jamaah adalah hasil investasi sebesar-besarnya tak harus pada sektor itu dan tak pula harus di Arab Saudi. Kenapa tidak berfikir untuk berinvestasi di dalam negeri, jangan sampai kontraproduktif ketika pemerintah berupaya investor masuk ke Indonesia malah kita menggunakan dana jamaah haji untuk bertaruh investasi di Arab Saudi,"jelasnya.
Kritik selanjutnya adalah naiknya investasi dana haji di BPKH bukan karena investasi yang lebih menguntungkan akan tetapi memperbanyak jamaah haji dengan memperbanyak jumlah pendaftar. Yang menyebabkan jumlah antrian semakin banyak dan masa tunggu semakin lama.
"Dampaknya lembaga keuangan semakin agresif memberi talangan haji secara diam-diam.Saya memandang biarkan pendaftaran jamaah secara natural tidak perlu di intervensi dan jika ingin hasil investasi yang lebih besar carilah instrumen lain yang lebih menguntungkan dibandingkan sukuk dan deposito,"imbaunya.
Ia berharap BPKH dapat jujur melakukan evaluasi kinerja, efektivitas, memaksimalkan efisiensi dalam mengelola. Jangan sampai BPKH menggerus pendapatan investasi secara ekonomi dana haji umat Islam di Indonesia.
"Kritik kegalauan saya terhadap dana haji, ini fakta yang kita hadapi. Saya mengajak kepada seluruh ahli keuangan untuk berfikir jernih dan jujur mencari jalan keluar dari keadaan ini. Jangan sampai kita nanti dituntut oleh jamaah haji karena membiarkan kondisi seperti ini,"pesannya. (TIA)