"Selanjutnya, kami juga akan melakukan penguatan program wakaf produktif dengan skema pemberian permodalan bagi usaha ultra mikro untuk meningkatkan produktivitas umat sehingga kedepan dapat menghasilkan usaha yang berkelanjutan," sambungnya.
Sekjen PP MES/Komisaris Pertamina, Igghi H. Achsein menyatakan bahwa saat ini umat Islam belum memiliki kekuatan secara ekonomi. Maka dari itu, perlu adanya dorongan untuk membangkitkan ekonomi umat.
“Di Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) pusat, kami sudah memiliki beberapa program pemberdayaan ekonomi umat khususnya masjid dan pesantren. Pertama, kami memiliki program Mawar Emas yang berfokus untuk melawan rentenir berbasis masjid di NTB. Melalui program ini, banyak jamaah masjid yang terbantu serta bebas dari hutang kepada lintah darat. Yang kedua, program Pertashop untuk masjid dan pesantren. Kehadiran program ini bertujuan membangun pom bensin mini di daerah sekitar masjid dan pesantren. Semua program tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali ekonomi umat,” ujar Igghi.
Dalam kesempatan ini, Sekjen ISYEF, Andi Ashadi memaparkan bahwa skema program #MuslimLeaderPreneur ke depannya akan melakukan onboarding untuk sosialisasi wirausaha kepada aktivis pemuda Islam dengan tujuan meningkatkan angka pengusaha muslim.
“Setelah sosialisasi, kami akan melaksanakan pelatihan teknis, mulai dari branding and marketing, cara sisi legal perusahaan, dan lain sebagainya. Setelah sosialisasi dan pelatihan, kami akan melakukan berbagai kemitraan dengan melakukan linkage usaha muda muslim yang sudah bankable dalam permodalan. Dari situ, usaha yang belum bankable akan dibantu melalui dana sosial atau CSR perusahaan. Pada akhirnya, inti dari program #MuslimLeaderPreneur adalah capacity building dan permodalan,” tutur Ashadi.