sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Bolehkan Perayaan Malam Tahun Baru, Ini Pandangan Islam

Syariah editor Desi Angriani
30/12/2022 08:55 WIB
Merayakan tahun baru dengan kemeriahan pesta meniup terompet atau menyalakan kembang api jelas bukan budaya Islam.
Pemerintah Bolehkan Perayaan Malam Tahun Baru, Ini Pandangan Islam (Foto: Okezone/ Shutterstock)
Pemerintah Bolehkan Perayaan Malam Tahun Baru, Ini Pandangan Islam (Foto: Okezone/ Shutterstock)

Ustaz Farid Nu'man mengatakan, Tahun Baru Masehi bukanlah tahun baru bagi umat muslim karena titik tolak sejarah awal tahun masehi berbeda dengan Hijriyah. Kalender matahari (penanggalan Syamsiyah) dipakai oleh umat Kristiani, sedangkan kalender bulan (Qomariyah) dianut Islam yang dikenal dengan kalender Hijriyah.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan:

 إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا

"Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya masing-masing, dan hari ini adalah hari raya kita." (HR. Bukhari 952, Muslim, 16/892) ".

Menurut pernyataan Ustadz Farid Nu'man, setiap umat punya hari raya dan hari besarnya sendiri, silahkan berbahagia dan suka cita di hari itu. Umat muslim juga tidak memaksa dan menuntut umat lain mengucapkan selamat atas hari besar Islam.

Islam memiliki banyak hari raya dan hari-hari istimewa yang telah menjadi budaya dan tradisi bagi kaum muslim untuk mengagungkannya. Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, beliau berkata:

"Dahulu orang Jahiliyah memiliki dua hari untuk mereka bermain-main pada tiap tahunnya." Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, beliau bersabda: "Dahulu kalian memiliki dua hari yang kalian bisa bermain-main saat itu. Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik dari keduanya, yakni hari Fitri dan hari Adha." (HR Abu Daud 1134; An Nasa'i dalam As Sunan Al Kubra 1755; Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1098).

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement