Perihal seperti apa peretas mendapatkan data itu, laporan tersebut tidak memberikan penjelasan soal hal tersebut. Namun, kabarnya penjual data tersebut mengumpulkan seluruh database menggunakan proses yang dikenal sebagai 'scraping'. Di mana dalam proses tersebut data dikumpulkan dari berbagai situs web, dan bukan melalui peretasan atau serangan dunia maya .
Hal tersebut berarti bahwa peretas itu mungkin tidak menyebarkan serangan di internet terhadap WhatsApp untuk mengumpulkan jutaan data tersebut, tapi ada kemungkinan mengumpulkan nomor telepon itu dari halaman web.
Penjual data tersebut pun dilaporkan sudah mengkonfirmasi bahwa nomor-nomor ini digunakan untuk WhatsApp dan bahwa seluruh databse tersebut sudah dijual.
Adapun alasan database sangat berisiko bagi pengguna WhatsApp, karena peretas bisa menggunakan database untuk melakukan spamming, phishing, pencurian identitas, dan aktivitas penjahat dunia maya lainnya.
Laporan itu menyebutkan, bahwa pengguna tidak akan bisa mengetahui apakah nomor mereka terdapat di database atau tidak, namun bisa melakukan beberapa langkah untuk menghindari penipuan.