“Kami juga memiliki hubungan baik dengan pemerintah Indonesia yang mendukung sektor energi baru," lanjutnya.
Meski begitu, Indonesia bukannya tanpa risiko. Salah satu alasannya adalah pasokan listrik di negara ini sangat bergantung pada batu bara, yang merupakan bahan bakar fosil paling kotor, sehingga dapat meningkatkan kekhawatiran lingkungan di kalangan pembeli dan investor. Ledakan mematikan di pabrik nikel Tsingshan pada Januari juga membuat beberapa pelanggan REPT was-was.
“Kami memiliki klien yang khawatir tentang bagaimana kami dapat mencegah hal ini terjadi lagi,” kata Hong.
“Mereka sangat mementingkan masalah ini," pungkasnya. (WHY)