“ Makanya kita tawarkan bagaimana dengan plug-in hybrid. Jadi pada saat charging station tidak ada, masih ditumpu oleh bensin. Lebih ke arah situ, ke arah operasionalnya,” sambungnya.
Untuk saat ini, BMW Indonesia baru memberikan dukungan kepada Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta. Namun, Ariefin menegaskan pihaknya tetap membuka pintu kepada lembaga pemerintahan lainnya yang ingin pinjam pakai unit BMW.
“Sementara waktu kebetulan karena Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang meminta, kita sementara kasih dukungan kepada mereka dulu. Kita lihat perkembangan berikutnya, makanya tergantung dari Korlantas Polri kalau butuh support, mau uji, atau lainnya. Kami tidak menutup kemungkinan untuk memberikan dukungan,” ujarnya.
Penggunaan BMW 330e juga hanya untuk pengamanan delegasi negara G20 yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta ke hotel mereka menginap, bukan untuk patroli di kawasan bandar udara.
“Ini khusus untuk pengawalan tamu negara dari bandara ke hotel mereka menginap dan sebaliknya. Jadi ada tamu yang ke hotel, ke Senayan atau yang lainnya. Kami memberikan dukungan unit memang khusus pengawalannya saja, bukan untuk patroli di kawasan bandara. Ini murni dari VIP Terminal 3 sampai ke hotel delegasi, pun sebaliknya,” ucap Ariefin.
BMW Indonesia sendiri belum menjual 330e di Tanah Air, bahkan belum menentukan harga jual kendaraan tersebut. Ariefin menegaskan masih membutuhkan diskusi internal dan melihat kebutuhan konsumen terhadap kendaraan jenis hybrid.
"Jadi ini bisa dikatakan sebagai tes unit. Kami belum menjualnya di Indonesia dan belum menentukan harganya. Tapi mungkin ini akan sedikit berada di atas Seri 3 lainnya karena sudah menggunakan teknogi plug-in hybrid," pungkas Ariefin.
(FRI)