Pernyataan senada juga disampaikan Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia Riri Fitri Sari. Dia menyebut penggunaan ChatGPT harus diantisipasi secara khusus dalam konteks akademik, jangan sampai malah menjadi ketergantungan.
"Dengan adanya Chat GPT, respons mahasiswa terlihat lebih rapi, tetapi kita harus berhati-hati agar penggunaan AI ini tidak membuat kita tergantung dan harus tetap menjadi media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan," tuturnya.
Riri menilai ChatGPT memiliki kecenderungan untuk memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan bahan pelajaran, sehingga diperlukan evaluasi menggunakan alat lain dan perlu juga memberikan batasan ada ChatGPT dalam lingkup akademik.
"Bukan hanya melakukan hal-hal yang mudah, tapi mengarahkan ke mana mesin itu dapat membantu kita membangun kebudayaan dan peradaban," ucapnya.
Untuk diketahui, ChatGPT memang tidak bisa dimungkiri merupakan teknologi berbasis model bahasa yang sudah sangat pintar sekali dan mampu melayani tanya jawab layaknya manusia.