Doa menambahkan, kampas rem yang dijual murah menjadi indikasi komponen palsu yang dapat merugikan pengendara. Selain itu, dampak jangka panjang juga akan memengaruhi daya cengkeram dari kampas rem itu sendiri.
“Untuk pemakaian jangka panjang lebih terasa, ditambah dengan cuaca yang cukup panas saat ini. Terutama kondisi di Jakarta, jalanan macet, kita stop and go. Secara jangka panjang akan terasa, kalau yang tidak tahan panas akan mudah ngeloyor, gampang ngempos,” katanya.
Sementara budaya menyiram air pada komponen rem yang panas, Rachmat sangat tidak menyarankan hal tersebut. Pasalnya, itu dapat merusak seluruh komponen pengereman yang akan memakan biaya besar untuk perbaikannya.
Seperti diketahui, komponen rem yang panas terjadi karena penggunaan yang terus menerus. Sebagian besar material komponen pengereman adalah besi, di mana bisa mengalami penyusutan ketika disiram air dalam kondisi panas.
“Disiram air sangat tidak disarankan. Tapi kenapa ada budaya menyiram air? Karena rem sudah tak bisa menyerap panas, sedangkan perjalanan perlu dilanjutkan. Bahayanya adalah deformasi, piringan cakram bisa melengkung, bergelombang, dan sebagainya,” tutupnya.
(NIY)