sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dampak Penyalahgunaan AI, Penipuan Deepfake Indonesia Melonjak 1.550 Persen

Technology editor Taufan Sukma Abdi Putra
31/10/2024 23:07 WIB
Sati mengajak konsumen dan pelaku bisnis di Indonesia untuk dapat saling bekerja sama dalam menghadapi ancaman kejahatan online berbasis AI.
Dampak Penyalahgunaan AI, Penipuan Deepfake Indonesia Melonjak 1.550 Persen (foto: MNC media)
Dampak Penyalahgunaan AI, Penipuan Deepfake Indonesia Melonjak 1.550 Persen (foto: MNC media)

IDXChannel - Upaya pemerintah untuk senantiasa meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat menghadapi tantangan besar dalam perlindungan transaksi digital.

Salah satunya dengan seiring makin massifnya praktik penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sehingga terjadi lonjakan kasus penipuan deepfake di Indonesia dalam kurun waktu 2022 hingga 2023, yang meningkat hingga 1.550 persen.

"Sedikitnya ada empat ancaman penipuan online berbasis AI yang perlu mendapatkan penanganan secara signifikan, yaitu Social Engineering (Soceng), Account Takeover (ATO), Identity Theft (Pencurian Identitas), dan Document Forgery (Pemalsuan Dokumen)," ujar Co-founder sekaligus Presiden PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Sati Rasuanto, dalam keterangan resminya, Kamis (31/10/2024).

Sebagai informasi, VIDA sendiri merupakan perusahaan penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) atau Certification Authority (CA) yang resmi terdaftar dan berinduk di bawah Kementerian Komunikadi dan Digital(Kemenkomdigi).

Berdasarkan hasil riset VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud, menurut Sati, pihaknya menemukan lonjakan 1.540 persen pada kasus penipuan deepfake di wilayah APAC dari 2022 hingga 2023.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement