IDXChannel - Upaya pemerintah untuk senantiasa meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat menghadapi tantangan besar dalam perlindungan transaksi digital.
Salah satunya dengan seiring makin massifnya praktik penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sehingga terjadi lonjakan kasus penipuan deepfake di Indonesia dalam kurun waktu 2022 hingga 2023, yang meningkat hingga 1.550 persen.
"Sedikitnya ada empat ancaman penipuan online berbasis AI yang perlu mendapatkan penanganan secara signifikan, yaitu Social Engineering (Soceng), Account Takeover (ATO), Identity Theft (Pencurian Identitas), dan Document Forgery (Pemalsuan Dokumen)," ujar Co-founder sekaligus Presiden PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Sati Rasuanto, dalam keterangan resminya, Kamis (31/10/2024).
Sebagai informasi, VIDA sendiri merupakan perusahaan penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) atau Certification Authority (CA) yang resmi terdaftar dan berinduk di bawah Kementerian Komunikadi dan Digital(Kemenkomdigi).
Berdasarkan hasil riset VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud, menurut Sati, pihaknya menemukan lonjakan 1.540 persen pada kasus penipuan deepfake di wilayah APAC dari 2022 hingga 2023.
"Penipuan digital semakin canggih, terutama dengan maraknya penyalahgunaan teknologi AI. Kami tetap berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang aman, di mana setiap orang dapat percaya bahwa informasi pribadi, data keuangan, dan transaksi digital mereka, terlindungi dari aktivitas penipuan," ujar Sati.
Saat ini, menurut Sati, pihaknya berusaha berkontribusi dengan menyediakan pendekatan komprehensif untuk pencegahan penipuan dengan menghadirkan VIDA Identity Stack (VIS), solusi menyeluruh untuk menghadapi ancaman penipuan berbasis AI dan mampu menjamin hingga 99,9 persen keamanan transaksi digital melalui berbagai lapisan.
Sati menjelaskan, pihaknya juga menawarkan VIDA Sign platform, termasuk Sign OpenAPI, yang dirancang untuk memfasilitasi penandatanganan dan pemrosesan dokumen dengan jaminan keamanan 99,9 persen.
Dengan integrasi yang mudah ke dalam sistem yang sudah ada, solusi ini menjadikan VIDA Sign sebagai platform penandatanganan paling aman di Indonesia. Dibangun menggunakan VIDA Identity Stack, solusi ini diklaim dapat memastikan keamanan terbaik untuk transaksi digital.
"Kami menyadari bahwa hal terpenting adalah meningkatkan kesadaran dan memberdayakan konsumen secara berkelanjutan. Seiring dengan berkembangnya metode penipuan, solusi kami pun harus terus maju," ujar Sati.
Karenanya, Sati pun mengajak konsumen dan pelaku bisnis di Indonesia untuk dapat saling bekerja sama dalam menghadapi ancaman kejahatan online berbasis AI.
Dengan memprioritaskan keamanan, seluruh pihak dapat saling berkoordinasi dan berkolaborasi dalam membangun sistem keuangan yang lebih inklusif dan tangguh bagi Indonesia.
"VIDA berkomitmen mendukung keamanan digital dan membangun kepercayaan dalam transaksi keuangan di Indonesia melalui teknologi inovatif dan kolaborasi yang berkelanjutan dengan berbagai pemangku kebijakan termasuk regulator," ujar Sati.
(taufan sukma)