sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Google Lepas dari Tuntutan Jual Chrome, Tapi Harus Berbagi Informasi dengan Pesaing

Technology editor Febrina Ratna Iskana
03/09/2025 12:44 WIB
Hakim Federal AS memutuskan perusahaan teknologi raksasa itu tidak harus menjual Chrome, tetapi harus berbagi informasi dengan pesaing.
Google Lepas dari Tuntutan Jual Chrome, Tapi Harus Berbagi Informasi dengan Pesaing. (Foto: Inews Media Group)
Google Lepas dari Tuntutan Jual Chrome, Tapi Harus Berbagi Informasi dengan Pesaing. (Foto: Inews Media Group)

Sebelum putusan tersebut, Google membayar perusahaan-perusahaan tersebut miliaran dolar untuk secara eksklusif melakukan pra-pemuatan atau mempromosikan produk-produk perusahaan teknologi tersebut.

Terungkap dalam persidangan bahwa Google membayar lebih dari USD26 miliar untuk kesepakatan semacam itu dengan Apple, Mozilla, dan lainnya pada 2021.

Sekarang, Google tidak akan diizinkan untuk menandatangani kontrak eksklusif apa pun untuk Google Search, Chrome, Google Assistant, atau aplikasi Gemini. Artinya, produsen ponsel bebas untuk memuat atau mempromosikan mesin pencari, peramban, atau asisten AI lain selain milik Google.

Namun, Google akan tetap dapat membayar distributor untuk penempatan default.

Managing Partner di Deepwater Asset Management, Gene Munster, mengatakan putusan itu merupakan kabar baik bagi perusahaan teknologi besar.

"Apple juga mendapatkan kemenangan yang bagus karena putusan tersebut memaksa Google untuk menegosiasikan ulang kesepakatan pencarian setiap tahun," ujarnya di X.

Putusan Hakim Mehta "tampaknya tidak sekeras yang diharapkan pasar," kata Melissa Otto, kepala riset di S&P Global Visible Alpha.

Otto mengatakan, dengan operasi pencarian Google yang diperkirakan menghasilkan hampir USD200 miliar tahun ini, dan puluhan miliar di antaranya diperkirakan akan masuk ke mitra distribusi, ini merupakan situasi yang saling menguntungkan bagi para pemain korporat besar yang terlibat dalam kasus ini.

Namun, pesaing Google, DuckDuckGo, mengatakan putusan tersebut gagal memaksa perubahan yang diperlukan untuk mengatasi perilaku ilegal Google.

"Akibatnya, konsumen akan terus menderita," kata pendiri dan CEO DuckDuckGo, Gabriel Weinberg.

Keputusan ini bukanlah akhir dari perjuangan hukum raksasa teknologi tersebut.

Akhir bulan ini, Google dijadwalkan untuk diadili dalam kasus terpisah yang diajukan oleh Departemen Kehakiman di mana seorang hakim memutuskan bahwa perusahaan tersebut memegang monopoli ilegal dalam teknologi periklanan daring.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement