IDXChannel - Grab Holdings Ltd membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya, sebuah tonggak sejarah bagi perusahaan layanan pemesanan kendaraan dan pengantaran makanan yang telah berusia satu dekade.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (10/11/2023), sahamnya naik 3,1% di bursa New York, kenaikan terbesar sejak 23 Agustus, setelah Grab mengatakan bahwa laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan (adjusted EBITDA) mencapai USD29 juta atau sekitar Rp454 miliar pada Juli-September.
Para analis sebelumnya memperkirakan laba sebesar USD9,5 juta.
Perusahaan yang berbasis di Singapura ini berekspansi dengan cepat di seluruh Asia Tenggara sejak didirikan pada 2012. Grab mencatat kerugian demi kerugian karena tingginya pengeluaran untuk menarik para mitra pengemudi dan pengguna di tengah persaingan ketat dengan kompetitornya seperti GoTo Group dan Sea Ltd.
Akhir-akhir ini, pertumbuhan yang lambat mendorong Grab untuk fokus pada profitabilitas dan pengendalian biaya. Perusahaan mengatakan pada Juni bahwa pihaknya memangkas lebih dari 1.000 pekerja.
"Tren di seluruh segmen mobilitas dan pengantaran Grab menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang jelas," Mark Mahaney, seorang analis di Evercore ISI, mengatakan dalam sebuah catatan.
"Akselerasi lebih lanjut diperkirakan akan terjadi pada kuartal ini," katanya.
Pendapatan naik 61% menjadi USD615 juta selama kuartal lalu, melambat dari angka tiga digit di tahun-tahun sebelumnya. Pelanggan membatasi pengeluaran untuk mengatasi inflasi dan suku bunga yang tinggi.