IDXChannel - Grab Holdings memangkas 1.000 pekerjaan atau sekitar 11% dari tenaga kerjanya.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (20/6/2023), perusahaan alikasi pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan terkemuka di Asia Tenggara itu menyatakan ingin menghemat pengeluaran dan mengembangkan layanan yang lebih terjangkau dalam jangka panjang.
Dalam sebuah surat yang dikirim kepada karyawan pada Selasa malam, Kepala Eksekutif Grab Anthony Tan mengatakan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) bukanlah "jalan pintas menuju profitabilitas" tetapi reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.
Ini merupakan gelombang PHK terbesar di Grab sejak dimulainya pandemi.
"Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti AI (kecerdasan buatan) generatif berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Biaya modal telah meningkat, secara langsung berdampak pada lanskap persaingan," kata Tan dalam surat tersebut.
Grab didirikan pada tahun 2012. Aplikasi "superapp" ini menawarkan layanan pengiriman, perjalanan, dan keuangan di delapan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sahamnya naik 4,7% setelah pengumuman Tan kepada staf. Rencana PHK massal pertama kali diungkap Bloomberg.
Pada Mei, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar USD250 juta tetapi mengatakan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3% menjadi USD525 juta.
Pada Februari, Grab mengeluarkan perkiraan optimis untuk pendapatan setahun penuh di 2023 dan memajukan target waktu profitabilitasnya.