IDXChannel - Saham Grab Holdings Ltd. anjlok ke level terendah dalam satu tahun terakhir setelah perusahaan pemesanan kendaraan dan pengantaran makanan di Asia Tenggara ini melaporkan perlambatan pengeluaran oleh para pelanggannya di tengah inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (19/5/2023), meskipun perusahaan yang berbasis di Singapura ini melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil, mereka mengatakan bahwa nilai barang dagangan brutonya hanya tumbuh tiga persen pada kuartal I-2023 menjadi USD4,96 miliar.
Angka tersebut turun dari 24 persen sepanjang 2022 dan meleset dari perkiraan analis sebesar USD5,22 miliar.
Saham yang terdaftar di AS ditutup 15 persen lebih rendah di level USD2,75 pada Kamis, penurunan terbesar sejak Maret 2022.
Pertumbuhan pengguna juga melambat karena persaingan di pasar pemesanan kendaraan dan pengiriman di Asia Tenggara semakin ketat. Para pesaing memikat pelanggan dengan promosi dan harga yang lebih rendah.
Grab juga lebih lambat dalam mengurangi biaya dibandingkan para pesaing regionalnya. Sea Ltd. dari Singapura dan GoTo Group dari Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya tahun lalu. Grab menahan diri untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Setelah bertahun-tahun mengalami kerugian, Grab memprediksi akan mencapai titik impas pada kuartal terakhir tahun ini. Namun, perusahaan ini masih jauh dari profitabilitas. Pada kuartal pertama, kerugian bersihnya menyempit menjadi USD244 juta dari USD423 juta pada tahun sebelumnya.
Seperti perusahaan sejenisnya, Grab berusaha meyakinkan para investor akan prospek pendapatan jangka panjangnya bahkan ketika pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan persaingan yang ketat membebani margin di pasar Asia Tenggara di mana konsumen memiliki daya beli yang terbatas.