Bukan rahasia lagi bahwa Musk bukan orang yang setuju dengan sistem bekerja dari rumah dan sebelumnya telah memberikan ultimatum kepada karyawan Tesla dan SpaceX, menuntut agar mereka menghabiskan 40 jam di kantor atau meninggalkan perusahaan.
Sebelum pengambilalihan Musk atas Twitter, memang sudah muncul laporan bahwa Musk akan memecat 75 persen anggota staf perusahaan. Dan terbukti, setelah akuisisi Twitter disahkan, langkah pertama Musk adalah memecat CEO Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal, dan eksekutif top lainnya.
Selain itu, dalam email tersebut, Twitter menyatakan bahwa kantornya akan ditutup sementara dan semua akses lencana ditangguhkan untuk "membantu memastikan keselamatan setiap karyawan serta sistem Twitter dan data pelanggan."
Perusahaan mengatakan karyawan yang tidak terkena PHK akan diberitahu melalui alamat email kerja mereka.
Staf yang telah diberhentikan akan diberi tahu dengan langkah selanjutnya ke alamat email pribadi mereka, kata memo itu.
Beberapa karyawan men-tweet akses mereka ke sistem TI perusahaan telah diblokir dan takut apakah itu menunjukkan bahwa mereka telah diberhentikan.
"Sepertinya saya menganggur y'all. Baru saja keluar dari laptop kerja saya dari jarak jauh dan dihapus dari Slack," cuit seorang pengguna dengan akun @SBkcrn, yang profilnya digambarkan sebagai mantan manajer komunitas senior di Twitter.
(DKH)