IDXChannel - Dari laporan salah satu harian Rusia mengatakan bahwa unit bisnis perusahaan milik Huawei di Rusia, akan dibubarkan pada 1 Januari mendatang.
Adapun unit yang ditutup tersebut adalah divisi yang menjual sistem penyimpanan data dan peralatan telekomunikasi kepada klien korporat Rusia.
Dilansir dari Techspot (20/12) hal ini diduga karena adanya kekhawatiran Huawei bakal mendapat sanksi tambahan atau sekunder karena mengizinkan sistem dan peralatan mereka digunakan oleh Rusia.
SCMP menulis bahwa setidaknya terdapat sekitar 2.000 karyawan diminta untuk pindah ke kantor Huawei di negara-negara Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) lainnya.
Meski demikian, berdasarkan laporan tersebut, Huawei tetap akan mempertahankan kantor unit bisnis di Moskow dan siap untuk kembali apabila konflik Rusia-Ukraina berhenti. Pusat penelitian dan pengembangan perusahaan di Moskow, St. Petersburg, Nizhny Novgorod, dan Novosibirsk juga tidak akan terpengaruh dan mereka akan terus mengerjakan proyek-proyek seperti 5G, visi komputer, dan realitas virtual.
Sebagai informasi, Huawei saat ini masuk di Daftar Entitas Biro Industri dan Keamanan (BIS) yang dilakukan AS saat pemerintahan Donald Trump pada Mei 2019.
Tindakan tersebut sebagai bentuk pencegahan agar teknologi buatan Amerika atau yang menggunakan alat atau desain AS, termasuk TSMC. Hal itu bahkan tidak dapat mengirimkan handset dengan rangkaian aplikasi Android atau Google yang sudah diinstal sebelumnya lagi. Dengan demikian, divisi konsumen perusahaan melihat pendapatan menurun sebanyak 25 persen.
Dalam upaya untuk menghindari lebih banyak sanksi, Huawei dilaporkan akan merumahkan beberapa karyawan lokal di Rusia dan menangguhkan kontrak baru dengan operator pada bulan April setelah invasi negara itu ke Ukraina. Hal ini juga akan memisahkan divisi perusahaannya di Rusia dan Belarus dari negara-negara CIS lainnya mulai tahun 2023.
Huawei dilaporkan telah memindahkan beberapa karyawan di Rusia ke Kazakhstan dan Uzbekistan pada bulan September lalu.