sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jerman Anggarkan Rp96 T untuk Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik

Technology editor M Fadli Ramadan
24/10/2022 12:07 WIB
Pemerintah Jerman telah menyetujui rencana menghabiskan 6,3 miliar euro (skitar Rp96 triliun) untuk pembangunan stasiun pengisian untuk kendaraan listrik.
Jerman Anggarkan Rp96 T untuk Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik (Dok.MNC)
Jerman Anggarkan Rp96 T untuk Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik (Dok.MNC)

IDXChannel – Pemerintah Jerman telah menyetujui rencana menghabiskan 6,3 miliar euro (skitar Rp96 triliun) selama tiga tahun untuk mempercepat pembangunan stasiun pengisian untuk kendaraan listrik di seluruh negeri.

Hal itu dilakukan untuk mempercepat tren kendaraan listrik di negara tersebut dan mencapai target bebas emisi pada 2050.

Dikutip dari Autoblog, rencana tersebut akan memperbanyak stasiun pengisian kendaraan listrik sebesar 14 kali lipat dari jumlah saat ini.

Rencananya jumlah stasiun pengisian akan naik sebesar 1 juta pada tahun 2030 dari sekitar 70.000 yang ada saat ini. Itu akan difokuskan pada pembangunan di wilayah yang jauh dari perkotaan yang saat ini kekurangan pasokan.

Ini juga bertujuan untuk mencapai target pemakaian 15 juta kendaraan listrik di Jerman pada 2030, dari sekitar 1,5 juta pemakai saat ini. Langkah lain dalam rencana pemerintah adalah termasuk mempercepat persetujuan negara untuk membangun titik pengisian.

“Tujuan kami untuk mempercepat perluasan infrastruktur pengisian daya, menyederhanakan proses pengisian dan dengan demikian memudahkan orang untuk beralih. Kami tahu bahwa elektromobilitas meningkat pesat, jadi kami harus cepat,” kata Menteri Transportasi Federal Volker Wissing seperti dilansir Autoblog.

Jerman mengharapkan pertumbuhan eksponensial di pasar kendaraan listrik dan pemerintah ingin membuatnya lebih menarik bagi pembeli untuk beralih ke mobil tersebut.

Untuk saat ini, Jerman adalah rumah bagi pembuat kendaraan listrik berbasis baterai, termasuk Volkswagen dan Tesla, yang memiliki pabrik di pinggiran ibu kota.

Dorongan kendaraan listrik datang dengan latar belakang melonjaknya harga listrik, akibat krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Rencana kendaraan listrik mendapat reaksi beragam dari asosiasi industri, yang telah lama mengeluh bahwa pemerintah tidak mengikuti perkembangan pesat kendaraan listrik.

Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) mengatakan itu adalah langkah penting dan kecepatan penerapan proposal menjadi kuncinya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia yang juga sedang gencar mempercepat tren kendaraan listrik, tapi terlihat loyo dalam membangun infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian dan penukaran baterai untuk kendaraan listrik roda dua.

CEO Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan langkah-langkah terkait dengan percepatan transisi energi. Ia juga menegaskan Pertamina telah melakukan sejumlah upaya untuk mendukung kebijakan Pemerintah.

“Pertamina sebagai perusahaan migas yang terbesar di Indonesia harus beradaptasi melakukan transisi,” ujar Nicke saat ditemui MNC Portal di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement