IDXChannel - Total seluruh karyawan Twitter mengalami kemerosotan hingga titik terendah sejak beberapa tahun terakhir lantaran Elon Musk, selaku CEO tetap menjalankan pemecatan serta pemutusan hubungan kerja (PHK), sedangkan karyawan lainnya memilih untuk mencari pekerjaan baru.
Dilansir dari Insider, kini, jumlah karyawan tetap di perusahaan tersebut sekitar 1.000 orang, berdasarkan keterangan dari dua orang internal perusahaan yang tidak disebutkan namanya sebab alasan pribadi.
Sebelumnya, beberapa minggu yang lalu Musk mengungkapkan bahwa Twitter, dimana ia telah mengakuisisi perusahaan tersebut enam bulan yang lalu, menyisakan 1.500 karyawan, walau belum ada kejelasan mengenai karyawan kontrak apakah termasuk di dalamnya.
Namun, menurut seorang yang tidak disebutkan namanya, sebenarnya jumlah karyawan Twitter "jauh lebih rendah" yakni sekitar 1.000 orang, khususnya bila tidak menyertakan pekerja kontrak lainnya. Status pekerja kontrak bukanlah karyawan tetap melainkan dipekerjakan oleh pihak ketiga. Oleh sebab itu, Musk pun mengakhiri ribuan pekerja kontrak.
Tidak hanya itu, semenjak mengambil alih perusahaan tersebut pada Oktober lalu, ia pun gencar memangkas jumlah karyawannya.
Tercatat adanya pemutusan hubungan kerja
secara besar-besaran disertai pengunduran diri massal terjadi sesaat setelah kesepakatan ditutup. Data karyawan full-time turun hingga di bawah 2.000 orang pada awal tahun ini, sebagaimana dilaporkan oleh Insider.
Berkurangnya karyawan hingga 1.000 orang mengindikasikan bahwa jumlah karyawan Twitter turun hampir 90% dibanding sebelum diambil alih oleh Musk, dimana ketika itu jumlah karyawannya sekitar 7.500 orang.
Meskipun demikian, ratusan pekerja yang telah keluar dalam dua bulan sebelumnya, seiring dengan berlarut-larutnya kesepakatan Musk dalam membeli Twitter menjadi semakin bermasalah. Sementara pihak perusahaan belum menanggapi permintaan komentar.
Mengingat PHK masih berlanjut secara bergilir, terkadang berdampak pada sekelompok karyawan dalam kurun waktu tertentu, seperti terjadi pada awal tahun ini beberapa kali pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa sejumlah karyawan di bagian kepercayaan dan keamanan, teknik, produk, dan iklan. Kebanyakan orang lain langsung berhenti atau mengambil pekerjaan pertama diluar Twitter, ucap salah seorang informan.
"Peninjauan kinerja selalu dilakukan," sedangkan arahan internal mengenai proyek maupun pekerjaan sebagai prioritas juga selalu berubah, ujar seorang mantan karyawan. Sementara itu, para pekerja yang tersisa masih berupaya agar dapat memenuhi permintaan Musk, sekaligus menghadapi beragam masalah hampir selalu muncul di lokasi dikarenakan jumlah orang yang membantunya semakin sedikit.
Dan beberapa orang baru yang dipekerjakan atau dipromosikan oleh Musk, terutama kepala hukum yang baru, sayangnya sebagian besar tidak bertahan lama. Sementara beberapa lainnya direkrut melalui Twitter untuk mengerjakan proyek AI yang baru dimulai, dikutip dari sumber yang sama.
Seringkali, karyawan di Twitter Musk dipecat atau diberhentikan sedikit demi sedikit dengan sedikit atau tanpa penjelasan setelah mengirimkan laporan mingguan tentang pekerjaan mereka untuk ditinjau, tutur beberapa orang terpercaya.
Beberapa juga telah "diinterogasi" tentang kebocoran ke media, kata salah satu orang, sebelum dipecat. Para pekerja tersebut telah ditarik ke dalam pertemuan empat mata dengan anggota tim keamanan Musk, yang tampaknya dilakukan secara acak, dan diinterogasi, tambah orang tersebut.
Kejadian terakhir kali saat Twitter hanya memiliki sedikit karyawan adalah di tahun 2011. Pada Januari tahun itu, perusahaan tersebut mempekerjakan 400 karyawan, tulis dalam sebuah posting blog. Layanan tersebut mempunyai sekitar 100 juta pengguna aktif saat itu serta masih dua tahun lagi menuju IPO.
Namun kini, jumlah pengguna aktif harian Twitter sudah lebih dari 250 juta, naik sekitar 244 juta dari enam bulan yang lalu, merujuk pada data Apptopia. Meskipun unduhan aplikasi ini turun hampir 15 persen dalam tiga bulan terakhir. Dalam beberapa minggu awal setelah diambil alih oleh Musk, jumlah unduhan dan penggunaan melonjak.
Sebelumnya ia berambisi untuk menjadikan Twitter meraih 1 miliar pengguna tiap bulannya pada tahun depan. Sedangkan data yang dipaparkan Apptopia mencatat jumlah pengguna Twitter saat ini sudah mencapai hampir 400 juta.
Namun, sebagian besar pesaing Twitter telah berjuang keras sampai saat ini. Secara singkat, Musk pun berupaya menghalangi pesaing baru lewat pemblokiran tautan pada profil pengguna Twitter maupun unggahan ke platform lain, seperti Instagram dan Mastodon. Lalu ia berusaha mempersulit akses ke tautan Substack melalui Twitter.
Kendati demikian, aplikasi saingannya belum diluncurkan, belakangan ini peminatnya justru melambung tinggi terhadap Bluesky, suatu platform yang didirikan oleh Jack Dorsey, mantan CEO Twitter. Di akhir April lalu, platform ini merilis aplikasinya sekaligus mengagetkan para pengguna dengan membuatnya hanya untuk pengguna yang diundang. Adapun daftar tunggu telah melebihi 1 juta orang, kata CEO Bluesky, Jay Graber.
Sepanjang akhir pekan, Dorsey menggunakan aplikasi ini untuk mengkritik Musk serta pengelolaan Twitter. Seorang rekan miliarder, dimana Dorsey sempat mengaku ia percaya dan secara aktif bekerja sama dengan Musk, namun tidak "bertindak dengan benar" sejak ia mulai menguasai perusahaan tersebut.
Walau begitu, Dorsey masih menjadi investor yang cukup besar di Twitter pimpinan Musk. Dan ia juga menyebut jika Twitter tidak akan bisa bertahan sebagai perusahaan publik. Mantan CEO pun mengakui bahwa ia telah terlalu banyak mempekerjakan karyawan di Twitter saat ia menjalankannya.
(DKH)