“Meskipun menghadapi lingkungan eksternal yang menantang, kami terus melakukan investasi komprehensif dan berbagai perbaikan seperti peningkatan penjualan unit, pengurangan biaya, dan perluasan rantai nilai, sehingga meminimalkan dampak negatif,” ujar perusahaan tersebut.
Perusahaan mobil Jepang telah mengalami kesulitan sejak AS memberlakukan tarif 25 persen untuk mobil impor pada April 2025. Menurut data Kementerian Perdagangan Jepang, nilai ekspor mobil Jepang ke AS turun 25,3 persen year-on-year pada Juni 2025, meskipun terjadi peningkatan volume ekspor mobil ke negara tersebut sebesar 4,6 persen selama periode yang sama. (Wahyu Dwi Anggoro)