Ke depan, Fedha bisa mengadopsi aksen Kuwait dan menghadirkan bulletin berita di aku Twitter situs media itu, yang memiliki 1,2 juta followers atau pengikut.
“Fedha adalah nama lama Kuwait yang populer, yang mengacu pada perak, logam. Kami selalu membayangkan robot berwarna perak dan metalik, jadi kami menggabungkan keduanya,” ujar Boftain.
Rambut pirang Fedha dan mata berwarna terang mencerminkan populasi Kuwait dan ekspatriat yang beragam di negara yang kaya akan minyak itu.
“Fedha mewakili semua orang,” tambah Boftain.
Video pertama berdurasi 13 detik itu memicu banyak reaksi di media sosial, termasuk dari wartawan.
Peningkatan pesat penggunaan kecerdasan buatan secara global telah meningkatkan manfaat teknologi ini, seperti dalam perawatan kesehatan dan penghapusan tugas-tugas yang tidak menarik; tetapi sekaligus kekhawatiran – misalnya potensi menyebarkan disinformasi, ancaman terhadap pekerjaan tertentu dan integritas artistik.
Dalam Indeks Kebebasan Pers Reporters Without Borders tahun 2022, Kuwait berada di peringkat 158 dari 180 negara dan wilayah yang disurvei.
(DKH)