sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengancam Eksistensi Manusia, CEO OpenAI Minta PBB Ikut Mengawasi 

Technology editor Dian Kusumo
19/06/2023 11:05 WIB
Kecerdasan buatan atau AI menimbulkan "risiko eksistensial" bagi umat manusia. 
Mengancam Eksistensi Manusia, CEO OpenAI Minta PBB Ikut Mengawasi. (Foto: MNC Media)
Mengancam Eksistensi Manusia, CEO OpenAI Minta PBB Ikut Mengawasi. (Foto: MNC Media)

ChatGPT OpenAI, sebuah chatbot populer, telah menarik perhatian dunia karena menawarkan jawaban seperti esai atas pertanyaan dari pengguna. Microsoft menggelontorkan investasi sekitar USD1 miliar di OpenAI.

Kesuksesan ChatGPT, menawarkan sekilas tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah cara manusia bekerja dan belajar, juga memicu kekhawatiran. Ratusan pentolan industri tersebut, termasuk Altman, sepakat meneken surat pada Mei yang memperingatkan "memitigasi risiko kepunahan yang ditimbulkan AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir."

Altman mengacu pada IAEA, pengawas nuklir PBB, sebagai contoh bagaimana dunia bersatu untuk mengawasi tenaga nuklir. Badan itu dibentuk pada tahun-tahun setelah AS menjatuhkan bom atom di Jepang pada akhir Perang Dunia II.

“Mari pastikan kita bersatu sebagai satu dunia — dan saya harap tempat ini dapat memainkan peran nyata dalam hal ini,” kata Altman. “Kita berbicara tentang IAEA sebagai model di mana dunia mengatakan 'Oke, teknologi yang sangat berbahaya, mari kita semua memasang pagar pengaman.' Dan saya pikir kita bisa melakukan keduanya.

Anggota parlemen di seluruh dunia juga sedang mengamati cara kerja kecerdasan buatan itu. Sebanyak 27 negara Uni Eropa sedang mengejar UU AI yang bisa menjadi standar global secara de facto untuk kecerdasan buatan. Altman memberi tahu Kongres AS pada Mei bahwa intervensi pemerintah akan sangat penting untuk mengatur risiko yang menyertai AI.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement