IDXChannel - MG Motor Indonesia mengeluarkan kebijakan soal subsidi mandiri senilai Rp70 juta kepada konsumen yang ingin memiliki mobil listrik MG 4 EV. Inisiatif subsidi mandiri dicanangkan karena saat ini MG 4 EV milik MG Motor Indonesia tidak masuk dalam skema insentif mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah.
Marketing Director and PR Director MG Motor Indonesia Arief Syarifudin, mengatakan hal itu terjadi karena MG 4 EV masih diimpor utuh dari Thailand. Dari situ MG Motor Indonesia berupaya menanggung sepenuhnya subsidi PPN hingga 10 persen yang biasa diterima oleh mobil listrik bersubsidi. Saat ini harga MG 4 EV diketahui mencapai Rp649,9 juta.
"MG turut memberi kontribusi dalam mengubah lanskap otomotif global maupun Indonesia salah satunya dengan menghadirkan program penjualan yang bisa dimanfaatkan seluruh pengunjung untuk merasakan kecanggihan inovasi yang dihadirkan MG melalui lini kendaraannya," ujar Arief Syarifudin ditemui wartaawan di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023 (GIIAS) di ICE BSD, Tangerang, Kamis (17/8/2023).
Lebih lanjut Arief Syarifudin mengatakan MG Motor Indonesia ke depannya akan berusaha meningkatkan kontribusi produksi mobil listrik di Tanah Air.
Mobil listrik yang saat ini masih diimpor utuh dari Negeri Gajah Putih, tahun depan akan dirakit di Indonesia. Perakitan tersebut akan dilakukan di fasilitas produksi milik SAIC Group yang saat dioperasikan oleh Wulin Motors di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik tersebut menurutnya akan memproduksi mobil bensin dan full BEV, alias mobil listrik. Wacana MG bakal membangun pabrik perakitan di Indonesia sebenarnya sudah diwacanakan sejak pabrikan asal Inggris itu tiba di Indonesia pada 2020 lalu. Namun setelah beberapa kali terhambat, rencana tersebut akhirnya bakal terealisasi tahun depan.
"Ini [pabrik] sudah kita siapkan sejak awal datang ke Indonesia, tapi ada faktor yang menghambat, salah satunya Covid. Pabrik berlokasi di Cikarang. Sekarang sudah dipersiapkan," kata Arief Syarifudin.
Soal tipe mobil apa saja yang akan diproduksi di Indonesia, Arief belum mau membocorkan. Namun dia memastikan kalau yang dihasilkan adalah kombinasi mobil listrik dan mobil pembakaran internal, alias mobil bensin.
"Prioritas masih pada combustion [mesin pembakaran/mesin bensin]. Tapi kita akan produksi juga teknologi berkelanjutan. Jadi kombinasi combustion dan electric," tegasnya.
(SLF)