IDXChannel - Ajang GIIAS 2023 menjadi pameran dengan jumlah peserta terbanyak dalam delapan tahun terakhir. Total ada 49 merek kendaraan yang meramaikan gelaran otomotif nasional tahunan tersebut.
Tahun ini, GIIAS diramaikan dengan sejumlah produsen asal China, baik yang sudah lebih dulu mengaspal di Indonesia maupun pendatang baru. Bahkan, beberapa pendatang baru langsung memasarkan produknya.
Setidaknya, ada lima pendatang baru asal China yang debut di Indonesia pada GIIAS 2023, di ICE BSD City, Tangerang. Seperti Great Wall Motor yang membawa Tank, Haval, dan Ora, serta ada Neta dan juga Maxus.
Sementara merek lain yang sudah eksis di Indonesia adalah Wuling, Chery, DFSK, dan MG yang sahamnya sudah dibeli oleh SAIC (Shanghai Automotive Industry Corporation). Ini membuat persaingan industri otomotif di Indonesia sangat ketat.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengaku senang ada banyak pesaing baru datang. Sebab, hal ini membuat masyarakat semakin banyak pilihan dan dapat menentukan mobil sesuai kualitasnya.
“Saya rasa dengan banyak brand baru, daya tarik baru, animo masyarakat seperti pameran ini semakin ramai. Jadi kita berharap akan meningkatkan market,” kata Anton di ICE BSD City, Sabtu (19/8/2023).
Namun, Anton juga mengaku ada ancaman ketika sebuah brand baru hadir dengan membawa model dengan desain menarik. Terlebih dipasarkan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan produk lain di kelasnya.
“Di satu sisi memang betul kompetisi itu ada, semacam ancaman buat kita. Tapi lebih banyak sisi positifnya dari sisi market dan industrinya. Jadi diharapkan dengan market naik, jualan bisa naik,” ujarnya.
Sebagian besar pemain China yang hadir membawa lini model mobil listrik mereka untuk dipasarkan di Indonesia. Ini menjadi senjata andalan mereka, mengingat akan kesulitan apabila membawa mobil dengan mesin konvensional.
Terlebih, mobil listrik yang mereka tawarkan memiliki harga yang sangat terjangkau, dibandingkan kendaraan listrik yang dijual pemain besar. Namun, Anton melihat itu sebagai momentum untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
“Ya kita lihat, setiap brand punya strategi masing-masing. Kami juga yakin dengan strategi kita sendiri. Industri ekosistem dari elektrifikasi semakin banyak juga akan membantu Toyota,” ucapnya.
(YNA)