IDXChannel - Serikat pekerja Samsung Electronics di Korea Selatan bakal melaksanakan mogok kerja pada 8-10 Juli 2024. Son Woo-mok, pemimpin serikat pekerja, mengatakan pada Senin (1/7/2024 malam waktu setempat bahwa serikat pekerja menginginkan sistem bonus dan waktu istirahat yang lebih transparan,
Selain itu, pekerja menginginkan agar perusahaan tersebut memperlakukan mereka sebagai mitra setara.
Adapun jumlah pekerja yang akan ikut mogok kerja belum bisa dipastikan hingga saat ini. Namun, keanggotaan serikat pekerja meningkat pesat setelah Samsung pada tahun 2020 berjanji untuk berhenti menghambat pertumbuhan buruh terorganisir.
Di sisi lain, Samsung menolak berkomentar terkait rencana aksi serikat pekerja. Terlebih lagi, harga sahamnya tidak terpengaruh, dan terpantau naik 0,1 persen pada perdagangan pagi dibandingkan penurunan 0,7 persen pada indeks harga acuan. (.KS11).
Pemogokan itu juga dinilai tidak akan berdampak besar pada produksi chip karena sebagian besar produksi di pembuat chip memori terbesar di dunia itu dilakukan secara otomatis, kata dua analis kepada Reuters.
Peneliti senior Kim Yang-Paeng di Institut Ekonomi dan Perdagangan Industri Korea mengatakan dampak apa pun pada akhirnya akan bergantung pada berapa banyak orang yang mengoperasikan pabrik chip yang berpartisipasi dalam aksi tersebut dan untuk berapa lama.
“Produksi chip tidak dapat dilanjutkan dengan pekerja pengganti” jika orang yang mengoperasikan mesin otomatis keluar dalam waktu lama “karena kekhususan dan keahlian pekerjaan tersebut,” kata Kim dilansir dari Reuters, Selasa (2/7/2024).
Bulan lalu, para pekerja secara massal mengambil cuti tahunan pada hari yang sama, yang merupakan aksi industrial pertama serikat pekerja. Saat itu, Samsung mengatakan tidak ada dampak terhadap produksi atau aktivitas bisnis.
Para analis mengatakan, mereka yang mogok kerja sebagian besar bekerja di kantor-kantor di dalam kota dibandingkan di lokasi manufaktur.
"Pemogokan terencana ini menandai titik balik dalam sejarah manajemen non-serikat Samsung. Hal ini dapat dilihat sebagai penurunan loyalitas karyawan di Samsung. yang disebabkan oleh gaji dan kompensasi yang mengecewakan dibandingkan dengan pesaing Samsung," kata seorang analis yang berbasis di Seoul.
(FRI)