Juru Bicara BYD yang dikutip Jinjiang menyebut, gambaran pekerja tersebut diperbudak tidak benar dan ada kesalahpahaman soal narasi.
BYD awalnya memutus kerja sama dengan Jinjiang atas kontroversi tersebut. Namun kemudian pejabat BYD menuding "kekuatan asing" dan sejumlah media China "secara sengaja mencemarkan nama baik brand China dan merusak hubungan baik antara China dan Brasil".
Sementara Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (25/12/2024) lalu menyatakan, kedutaannya di Brasil telah berkomunikasi dengan pemerintah setempat untuk memverifikasi sekaligus menangani situasi itu. Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan soal isu pekerja yang diklaim korban perdagangan manusia itu.
BYD sebelumnya telah berkomitmen membangun pabrik di Brasil di mana di tahap awal pabrik itu akan memproduksi 150 ribu kendaraan setiap tahun. Pabrik itu rencananya beroperasi di awal 2025.
Brasil merupakan pasar yang penting bagi BYD. Hampir 20 persen mobil BYD yang dijual di luar China dibeli konsumen Negeri Samba itu.