IDXChannel - Tahun 2022 yang dilingkupi dengan kenaikan inflasi global dan melonjaknya harga energi juga membuat angka kasus pelanggaran data atau kejahatan siber mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Mengutip dari Laporan IBM terkait Biaya Pelanggaran Data 2022, total biaya rata-rata mencapai USD4,5 juta (angka ini basic-nya sama terlepas dari apakah ransomware terlibat atau tidak).
Sebanyak 550 perusahaan yang dihubungi IBM dimana 83 persen di antaranya telah mengalami lebih dari satu pelanggaran data pada periode yang sama. Laporan tersebut juga menemukan bahwa salah satu faktor adanya pelanggaran disebabkan karena WFH yang mendorong biaya rata-rata untuk keamanan sekitar USD1 juta.
Diketahui, tahun ini serangan cybercrime yang paling umum adalah kebocoran data kredensial (19%), phishing (16%), cloud yang salah konfigurasi (15%), dan kerentanan pada perangkat lunak pihak ketiga (13%).
Berikut merupakan beberapa serangan siber dan pencurian data terbesar yang pernah terjadi di 2022, yang dirangkum dari laman BCS, Kamis (17/11/2022).