Sementara Indonesia memprioritaskan pembangunan pusat data, chip AI, dan peningkatan daya komputasi melalui kolaborasi lintas sektor. Program lainnya yang tak kalah penting adalah pengembangan talenta digital.
Indonesia berupaya menciptakan 9 juta talenta digital pada 2030. Langkah ini dilakukan dengan mengadakan kelas-kelas untuk melatih kecakapan SDM sehingga dapat memenuhi target.
Sedangkan Inggris memiliki program serupa dengan menumbuhkan minat anak sekolah terhadap teknologi, pendanaan program magister dan PhD, hingga pelatihan bagi pekerja yang sudah ada untuk beradaptasi dengan perubahan pekerjaan akibat AI.
Etika AI juga menjadi fokus keduanya untuk memastikan keamanan dan pelaksanaan yang tepat. Indonesia juga sudah menerbitkan Surat Edaran Menteri tentang Etika AI dan sedang menyusun regulasi AI yang lebih komprehensif.
Delegasi Inggris, melalui Institut Keamanan AI (AI Security Institute), mencoba menggali pemahaman ilmiah tentang risiko AI yang canggih dan berbagi temuan ini secara internasional, termasuk melalui Laporan Keamanan AI Internasional yang melibatkan panelis dari berbagai negara, termasuk Indonesia.