"Wacana pemberian insentif hybrid ini dapat dipahami oleh masyarakat umum sebagai bagian dari melindungi keberadaan industri pabrikan otomotif yang ada saat ini," ujarnya.
"Hybrid merupakan bagian dari mesin combustion. Jadi tergantung pemerintah apakah akan ‘berlari’ dengan mobil listrik atau ‘berjalan’ dengan membawa mobil hybrid," kata dia.
Senada, Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam meminta pemerintah mempercepat implementasi insentif mobil hybrid. Menurutnya, segmen antara mobil listrik dan hybrid berbeda, sehingga tidak akan mengganggu kedua pasar.
"Hybrid ini kan bukan barang baru, udah ada 20 tahun lalu. Jadi Indonesia harus (bergerak) cepat agar ekosistemnya ada di Indonesia. Kalau lama, nanti hybrid-nya malah impor semua," kata Bob kepada wartawan di arena GIIAS 2024, ICE BSD City, Tangerang, Kamis (25/7/2024).