Masalahnya tidak ada satu pun perusahaan lokal di Sngapura yang berniat memberikan suntikan dana ke Volocopter GmbH.
Sementara James Wang, Director of the Electric Vertical Take-off and Landing Research and Innovation Centre dari Nanyang Technological Unversity mengatakan, setidaknya dibutuhkan dana sebesar USD1 miliar atau setara Rp15,3 triliun untuk memulai bisnis taksi terbang.
Dia memprediksi banyak perusahaan tidak tertarik dengan taksi terbang karena Singapura merupakan wilayah yang sangat kecil. Kemacetan yang terjadi juga tidak terlalu mengganggu mobilitas masyarakat di negeri jiran itu.
Dia mengatakan, keberadaan taksi terbang hanya akan menguntungkan jika beroperasi di wilayah Singapura dan negara-negara terdekat seperti Malaysia dan Indonesia.
"Hanya saja tetap ada masalah karena belum ada regulasi yang jelas untuk layanan seperti ini melewati perbatasan antar-negara," ujarnya.