"OpenAI dan Amazon pada Senin lalu mengumumkan perjanjian senilai USD38 miliar selama tujuh tahun," ungkap bank tersebut seperti dilansir dari Investing, Minggu (9/11/2025).
Sementara itu, Microsoft mengatakan akan membeli kapasitas komputasi senilai USD9,7 miliar dari operator pusat data Australia, IREN.
Transaksi-transaksi ini, tambah UBS, menunjukkan meningkatnya kebutuhan akan daya komputasi yang didorong oleh aplikasi AI yang semakin kompleks.
Perusahaan mencatat permintaan komputasi "melampaui ekspektasi" dan monetisasi "semakin cepat." UBS merujuk pada data yang menunjukkan bahwa Gemini milik Google melaporkan peningkatan 130 kali lipat selama 18 bulan terakhir dalam konsumsi token AI, sementara kebutuhan komputasi Meta terus berkembang secara signifikan dan melampaui ekspektasinya.
Meskipun biaya meningkat, UBS yakin perusahaan-perusahaan teknologi besar AS tetap kuat secara finansial, dengan intensitas belanja modal hampir dua kali lipat menjadi 20,8 persen selama lima tahun terakhir, dan diperkirakan akan mencapai 27 persen pada 2030.
Dengan proyeksi tersebut, UBS menyimpulkan bahwa saham-saham terkait AI akan mendorong pasar ekuitas. “Investor yang kurang alokasi sebaiknya menambah eksposur terhadap sektor ini melalui pendekatan yang terdiversifikasi,” tulisnya.
(Febrina Ratna Iskana)