"Selain itu, menemukan atau membuat komunitas di Telegram relatif mudah, dan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain, memungkinkan berbagai saluran, termasuk saluran penjahat dunia maya, untuk mengumpulkan audiens dengan cepat," kata dia.
Dia melanjutkan, penjahat dunia maya yang beroperasi di Telegram umumnya menunjukkan kecanggihan dan keahlian teknis yang lebih rendah dibandingkan dengan komunitas di forum dark web yang lebih terbatas dan terspesialisasi.
Sehingga, kata dia, banyak penipu di dunia kriminal siber Telegram yang cenderung menipu sesama anggota komunitasnya.
"Hal ini disebabkan rendahnya hambatan masuk ke komunitas bayangan Telegram," katanya.
Lebih lanjut Alexei Bannikov mengatakan, telegram telah muncul sebagai platform berkumpulnya berbagai peretas. Hal ini Karena basis penggunanya yang luas dan distribusi konten yang cepat melalui saluran Telegram.
"Para peretas menganggap platform ini sebagai alat yang mudah digunakan untuk memicu serangan DDoS dan metode merusak lainnya terhadap infrastruktur yang ditargetkan. Selain itu, mereka dapat melepaskan data curian dari organisasi yang diserang ke domain publik menggunakan saluran bayangan," kata dia.
(NIY)