Sedangkan untuk perusahaan besar, HPP untuk satu ekor ayam berada di angka Rp16 ribu. Bisa lebih murah karena pakan dan bibit bisa diproduksi sendiri, petani mandiri terkendala modal jika mau melakukan hal yang sama.
"Peternak rakyat beli pakan beli bibit dari perusahaan konglomerasi, kemudian dijual di pasar yang sama, ya kalah saing, ini terjadi terus menerus," keluhnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap kepada pemerintah untuk memerhatikan nasib para peternak mandiri, menyediakan pasar untuk berjualan hasil produksinya.
Kerugian para peternak mandiri jika dilihat dari perbandingan HPP dengan harga jual, yang menyebabkan banyak peternak yang mengalami kerugian. Bahkan beberapa ada yang mengakhiri hidupnya karena terlilit utang.
"Selama kita beternak ada korban nyawa, di Subang, Magelang, dan Bekasi. Itu karena dia tidak kuat menahan masalah di perunggasan, dia terlilit utang, akhirnya dia mengakhiri hidupnya," pungkas Totok.
(FAY)