IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), atau Bank BNI, mencatat penyaluran kredit sebesar Rp708,8 triliun hingga Mei 2024, meningkat 12,6 persen dibanding realisasi pada periode sama tahun lalu.
Capaian pertumbuhan tersebut dinilai masih on track, mengingat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut tengah mengincar target pertumbuhan kredit sebesar sembilan hingga 11 persen di sepanjang tahun ini.
Menurut Analis Lotus Sekuritas, Sharly Malique, BBNI berpotensi mencapai pertumbuhan yang diharapkan tahun ini. Namun, beberapa aspek masih perlu diperhatikan, terutama terkait cost of fund di tengah kenaikan suku bunga.
"BBNI masih bisa on track untuk mencapai pertumbuhan kredit 9-11 persen. Diharapkan, kenaikan kredit akan mendukung pencapaian kinerja yang lebih baik tahun ini. Meski demikian, kita harus tetap memperhatikan loan yield dan cost of fund di era suku bunga tinggi, agar NIM tetap stabil," ujar Sharly, dalam keterangan resminya.
Dari penyaluran kredit tersebut, menurut Sharly, kredit untuk perusahaan BUMN tumbuh 23 persen (yoy) dengan total penyaluran mencapai Rp102,7 triliun pada triwulan I-2024. Sementara, penyaluran kredit korporasi non-BUMN tumbuh 14 persen (yoy) dengan total mencapai Rp272,1 triliun.
Tak hanya penyaluran kredit untuk sektor korporasi, kredit konsumen BBNI juga menunjukkan pertumbuhan positif. Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), misalnya, hingga Maret 2024 naik 10,3 persen dibandingkan Maret 2023, dengan total penyaluran KPR sebesar Rp60,1 triliun.
Selain KPR, kredit konsumer lainnya seperti personal loan juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga Maret 2024, penyaluran personal loan BBNI mencapai Rp52,1 triliun, meningkat 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sharly menambahkan, kredit di segmen ini diharapkan dapat menjadi penopang di tengah penurunan kredit di segmen lain, sehingga kinerja BNI dapat memenuhi target yang ditetapkan.
"Segmen korporasi dan konsumen memang menjadi penopang kinerja di kuartal terakhir. Sementara itu, segmen UKM terlihat menurun seiring dengan penurunan kualitas aset. Kami berharap segmen korporasi tetap menjadi penopang hingga akhir tahun," ujar Sharly.
Hingga saat ini, market share KPR, personal loan, dan kartu kredit BNI berada di posisi teratas. KPR, misalnya, memiliki market share sebesar 8,4 persen, sementara personal loan dan kartu kredit masing-masing memiliki market share sebesar 12,8 persen dan 15 persen.
Terkait kartu kredit, Bank BNI juga mencatat pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan kartu kredit BNI mencapai 10,4 persen hingga Maret 2024 dibandingkan Maret tahun lalu, dengan transaksi mencapai Rp14,2 triliun.
Menurut riset yang dirilis oleh OCBC Sekuritas, pertumbuhan kredit BNI diperkirakan mencapai sembilan persen (yoy) sepanjang 2024. Hal ini didorong oleh segmen-segmen yang berisiko rendah, seperti kredit korporasi dan kredit konsumen serta anak usahanya. Sebagai bank besar, BBNI memiliki cadangan yang memadai untuk memberikan kredit korporasi sepanjang tahun ini.
BBNI juga melihat potensi pertumbuhan yang sehat dari perusahaan swasta, termasuk sektor perdagangan, manufaktur, dan pembangkit tenaga listrik. Untuk perusahaan BUMN, BBNI akan fokus pada perusahaan blue-chip.
"Mengingat situasi makroekonomi yang penuh tantangan untuk segmen UMKM, BBNI ingin fokus pada kualitas dan mengharapkan pertumbuhan yang stabil tahun ini," ujar Sharly, dalam risetnya.
Karenanya, dari sisi kredit, jajaran direksi BBNI bertujuan untuk mencapai pertumbuhan satu digit yang lebih rendah hingga akhir tahun.
"Hal ini dicapai dengan menekankan kolaborasi antara segmen korporasi dan segmen komersial, serta kehati-hatian dalam penyaluran pinjaman dalam mata uang dolar," ujar Sharly.
(taufan sukma)