IDXChannel - Bank Indonesia menegaskan bahwa Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 tidak hanya menjadi ajang kreativitas dan penguatan UMKM, tetapi juga berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Penyelenggaraan tahun ini diupayakan untuk mencapai net zero emission, baik melalui pembelian carbon credit maupun melalui program penanaman pohon sebagai langkah kompensasi.
Sejalan dengan inisiatif KKI Net Zero, Bank Indonesia berupaya menurunkan dan menyeimbangkan emisi karbon yang timbul dari rangkaian kegiatan KKI 2025, yaitu sebanyak 126.85 ton Co²e yang dihasilkan dari penyelenggaraan kegiatan KKI pada tanggal 7 hingga 10 Agustus 2025.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia sekaligus Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau, Nita Anastuty mengatakan bahwa Bank Indonesia melalui DEIH akan melaksanakan kegiatan penanaman 1.000 pohon mangrove di Kawasan Konservasi Maritim, Desa Tuban, Bali, pada Minggu, 23 November 2025.
"Hari ini Bank Indonesia melalui Departemen Ekonomi, Keuangan Inklusif dan Hijau dan juga teman-teman dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia melaksanakan penanaman pohon. Ada 1.000 pohon Mangrove di Tanjung Benoa ini. Ini adalah merupakan salah satu inisiasi kami untuk melakukan, ikut juga mendukung program pemerintah untuk menuju net zero emission di tahun 2060. Langkahnya kecil, tapi mungkin ini nanti kita akan terus laksanakan," ungkapnya, pada Minggu (23/11/2025), di Kawasan Konservasi Maritim, Desa Tuban, Bali.
Nita menegaskan bahwa Bank Indonesia terus berkomitmen dalam menekan emisi melalui perhitungan kalkulator hijau.
"Jadi kami punya kalkulator hijau yang bisa digunakan untuk menghitung berapa emisi yang kita keluarkan untuk kegiatan. Nah yang seribu pohon ini adalah merupakan kompensasi kami dari kegiatan Karya Kreatif Indonesia. Sehingga dampaknya akan lebih luas, dan nanti target 2060 net zero emission itu bisa tercapai," katanya.
Sebelumnya, Kalkulator Hijau Bank Indonesia adalah aplikasi smartphone yang dikembangkan bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membantu perbankan dan pelaku usaha menghitung emisi gas rumah kaca dari aktivitas mereka.
Tujuannya adalah untuk memantau tingkat "kehijauan" ekonomi, memenuhi pelaporan keberlanjutan (disclosure), dan membuka akses ke pendanaan hijau, serta mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
(Shifa Nurhaliza Putri)