"Pesannya jelas -- neraca keuangan Jepang tidak lagi mampu menanggung distorsi suku bunga yang sangat rendah, dan sistem global tidak dapat lagi berjalan dengan asumsi bahwa yen akan selalu menyerap kelebihan likuiditas," kata Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes.
BoJ mulai menaikkan suku bunga dari bawah nol pada Maret tahun lalu. Namun, dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek global dan perang tarif, bank sentral menghentikan langkah pengetatannya pada awal 2025.
Kenaikan terakhir terjadi pada Januari tahun ini, yang membawa suku bunga ke level tertinggi dalam 17 tahun.
Takaichi, yang merupakan pengikut mantan perdana menteri Shinzo Abe, mengadvokasi kebijakan ekonomi Abenomics mentornya, termasuk pelonggaran moneter besar-besaran dan belanja fiskal aktif.
Namun, para menterinya menegaskan BoJ memiliki independensi dalam keputusan moneternya. (Wahyu Dwi Anggoro)