Kurs rupiah sempat menguat dari Rp16.360 per USD pada 17 Januari ke Rp16.170 per USDpada 24 Januari. Namun, rupiah kembali melemah ke level Rp16.430 per USD di awal Februari.
Berlanjutnya eskalasi dan negosiasi penerapan tarif impor oleh pemerintahan Trump dengan berbagai negara pada beberapa minggu awal Februari mendorong pelemahan USD, yang berakibat terhadap menguatnya Rupiah hingga mencapai Rp16.255 per USD pada 14 Februari 2025.
Secara keseluruhan, Teuku menilai rupiah terdepresiasi secara year-to-date sebesar 1,03 persen (ytd) dengan kinerja yang lebih buruk ketimbang beberapa mata uang negara berkembang lainnya, seperti Rubel Rusia, Real Brasil, Rand Afrika Selatan, Baht Thailand, Ringgit Malaysia, Yuan Tiongkok, dan Peso Filipina, yang mencatatkan angka depresiasi lebih kecil atau bahkan mengalami penguatan.
Di sisi lain, inflasi RI pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,76 persen (yoy) terendah sejak 2000 dan turun di bawah rentang target BI sebesar 1,5-3,5 persen.
Sementara indeks harga konsumen (IHK) periode Januari 2025 tercatat mengalami deflasi 0,76 persen (mtm) Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh diskon tarif listrik hingga 50 persen terhadap kelompok rumah tangga tertentu.