Tak hanya itu dan aliran modal asing yang keluar (capital outflow) yang cukup deras juga semakin membebani pergerakan rupiah.
Sebanyak 31 ekonom dalam jajak pendapat Reuters pada 8-18 September memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan pada 21 September.
“Bank Indonesia lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga sambil mempertimbangkan ketidakpastian global dibandingkan pertimbangan domestik. Jadi, meskipun inflasi masih dalam target BI, saya pikir stabilitas rupiah akan menjadi yang terpenting,” kata Radhika Rao, ekonom senior di DBS.
Radhika menambahkan, BI sedang mencoba untuk menyeimbangkan risiko stabilitas nilai tukar dengan pertimbangan dalam negeri, dan pada titik ini BI diperkirakan akan lebih condong ke arah stabilitas nilai tukar terutama karena surplus perdagangan semakin menyempit.
Sepanjang tahun ini, surplus neraca perdagangan RI terendah terjadi pada Mei lalu yang hanya mencapai USD436,5 juta.