Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut, dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit investasi, masing-masing sebesar 8,40 persen (yoy), 13,22 persen (yoy), dan 10,37 persen (yoy) pada Januari 2025.
Kemudian, BI mencatat pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,71 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh 2,88 persen (yoy).
"Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
(Febrina Ratna Iskana)