sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI Racik Strategi Jaga Stabilitas dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Banking editor Michelle Natalia
18/04/2023 17:00 WIB
BI meracik sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu tercermin dari bauran kebijakan yang diterbitkan.
BI Racik Strategi Jaga Stabilitas dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: MNC Media)
BI Racik Strategi Jaga Stabilitas dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu tertuang dalam bauran kebijakan yang diterbitkan bank sentral Indonesia tersebut.

"Pertama, memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter," terang Perry dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Kemudian, yang kedua adalah memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. 

"BI akan melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah," tambahnya.

Selain itu, BI akan melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif dengan mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%.serta rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%. 

"Kami juga akan memberlakukan peningkatan insentif kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit/pembiayaan hijau sejak 1 April 2023," ucap Perry.

Adapun langkah yang diambil adalah dengan melalui peningkatan besaran total insentif makroprudensial yang dapat diterima bank, dari sebelumnya paling besar 200bps menjadi paling besar 280bps. Total insentif tersebut terdiri dari insentif atas kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas paling tinggi sebesar 1,5%, insentif atas penyaluran KUR dan kredit UMKM meningkat dua kali lipat menjadi paling tinggi sebesar 1%, dan insentif atas penyaluran kredit/pembiayaan hijau paling tinggi sebesar 0,3%.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement