Perry juga meyakini dampak kebijakan tapering dari The Fed terhadap Indonesia tidak akan seburuk kondisi taper tantrum pada 2013-2014 lalu.
Perry menyampaikan, yang pertama ada komunikasi yang lebih jelas antara bank sentral dan pelaku pasar. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan dan reaksi pelaku pasar bisa sejalan atau tidak menimbulkan kepanikan.
"The Fed komunikasinya jelas, kerangka kerjanya kayak apa, inflasi dan pengangguran dan rencana taperingnya. Tentu saja dengan demikian, pasar semakin memahami pola kerja, kerangka kerja Fed," jelasnya.
Kedua, BI memiliki instrumen triple intervention yang meliputi Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), di pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).
"Kerjasama BI dan Kemenkeu, bagaimana perbedaan yield SBN dalam dan luar negeri. Itu akan menarik investor asing," terangnya.