sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI Sebut Tiga Faktor Ini Penyebab Ekonomi RI Membaik

Banking editor Michelle Natalia
25/05/2021 16:17 WIB
Bank Indonesia (BI) mencatat, ekonomi Indonesia telah membaik dengan rendahnya kontraksi ekonomi di triwulan I-2021.
BI Sebut Tiga Faktor Ini Penyebab Ekonomi RI Membaik (FOTO: MNC Media)
BI Sebut Tiga Faktor Ini Penyebab Ekonomi RI Membaik (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Walau pandemi covid-19 belum berakhir, Bank Indonesia (BI) mencatat, ekonomi Indonesia telah membaik dengan rendahnya kontraksi ekonomi di triwulan I-2021.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik membaik pada triwulan II 2021 sesuai prakiraan. 

Pada triwulan I 2021, perbaikan ekonomi kembali terlihat dengan kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari 2,19 persen (yoy) menjadi 0,74 persen (yoy). Adapun faktor yang membuat ekonomi nasional membaik setidaknya ada tiga faktor.

"Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan," jelas Perry di Jakarta, Selasa(25/5/2021).

Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih belum kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat sejalan dengan pengendalian Covid-19 di sejumlah wilayah. 

Secara spasial, perbaikan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) melanjutkan pertumbuhan positif. 

"Pada triwulan II 2021, berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat," ujar Perry.

Dari sisi permintaan perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU), peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Konstruksi. 

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi BI pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1 persen - 5,1 persen," ucapnya.

Perry menyebutkan bahwa ketahanan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga, didukung oleh perbaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada triwulan I 2021, NPI mencatat surplus sebesar USD4,1 miliar dipengaruhi oleh defisit transaksi berjalan yang rendah serta surplus pada transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan mencatat defisit USD1,0 miliar (0,4 persen dari PDB), dipengaruhi oleh kenaikan impor seiring perbaikan ekonomi domestik di tengah kinerja ekspor yang semakin baik.

"Perbaikan ekspor terjadi pada hampir semua komoditas utama, di antaranya Crude Palm Oil (CPO), batubara, serta besi dan baja. Transaksi modal dan finansial mengalami surplus didorong net inflows investasi portofolio sebesar USD4,9 miliar," terangnya.

Perkembangan positif NPI berlanjut pada April 2021 dengan neraca perdagangan yang mencatat surplus sebesar USD2,2 miliar dan investasi portofolio yang kembali mengalami net inflows sebesar USD0,9 miliar dari periode April hingga 21 Mei 2021, sejalan ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang. 

Posisi cadangan devisa pada April 2021 mencapai USD138,8 miliar setara pembiayaan 10,0 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Secara keseluruhan sepanjang 2021 defisit transaksi berjalan diprakirakan akan tetap rendah sekitar 1,0 persen-2,0 persen dari PDB. 

"Ke depan, berbagai upaya memperkuat ketahanan eksternal terus dilanjutkan, termasuk peningkatan iklim investasi sejalan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan menjaga daya tarik aset keuangan domestik," pungkas Perry. (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement