Klaim BTN sebagai mesin KPR raksasa ini bahkan diafirmasi oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia. Dalam keterangan tertulisnya belum lama ini, Fitch menyatakan bahwa sangat sulit untuk mencari pengganti BTN yang selama ini berperan khusus dalam mendukung kebijakan pemerintah di sektor perumahan.
Dengan posisinya sebagai mitra utama pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyat, BTN terus konsisten mendukung program Tiga Juta Rumah. Setelah dilantik pada 20 Oktober satu tahun yang lalu, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kabinet dan visi-misi pemerintahannya, yang terdiri dari Delapan Misi atau Asta Cita. Di antara misinya itu, terdapat misi Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Pemerintahan Prabowo meyakini, program Tiga Juta Rumah dapat menjadi kunci untuk mengentaskan kemiskinan melalui sektor perumahan.
Pemerintahan Prabowo dengan target tiga juta rumahnya yaitu dua juta di perdesaan dan satu juta di perkotaan bahkan percaya bahwa pembangunan rumah secara masif dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Hal ini diperkuat dengan kajian yang dilakukan BTN melalui unit Housing Finance Center-nya, bahwa sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 185 sub-sektor ekonomi lainnya.
Dengan semangat mendukung Asta Cita pemerintahan Prabowo, BTN berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) di sektor perumahan, mulai dari developer maupun BUMN, startup, hingga komunitas di akar rumput seperti driver ojek online, pedagang kecil, dan pangkas rambut dalam rangka memberikan akses pembiayaan kepada pekerja sektor informal.