Menurut Gupta, AI tidak seperti teknologi lainnya, memiliki dampak besar bagi penciptaan lapangan kerja. Dia mengatakan, AI bakal mengurangi jumlah pekerja di masa depan ketimbang peralihan pekerja ke peran-peran baru.
Dia mencontohkan, pada 2016-2017, DBS pernah melakukan transformasi digital dan membuat 1.600 pekerjaan dimitigasi lewat peralihan peran. Namun, tantangan AI berbeda karena bakal semakin terintegrasi dalam proses bisnis banyak perusahaan, termasuk perbankan.
Meski AI berkembang pesat, DBS Bank masih berhati-hati mengadopsinya, terutama dalam hal interaksi dengan nasabah secara aktif. Hal ini mengingat AI masih memiliki risiko soal ketidakakuratan memberikan informasi.
Namun, DBS Bank sudah menerapkannya secara terbatas dan seiring waktu akan meningkatkan lingkup penggunaannya secara lebih cepat pada akhir 2025.
Penggunaan AI bukan pertama kali bagi DBS Bank. Pada 2013, bank pernah mencobanya namun gagal. Namun dalam dua tahun terakhir, DBS Bank sangat agresif menerapkan AI untuk tiga sektor, yakni menjangkau nasabah, underwriting kredit, dan proses rekrutmen pekerja.
(Rahmat Fiansyah)